Jumat, 14 Oktober 2011

Dengarkan, untuk siapa, dan apa...

Ruangan kamar, dan isi rumah aku buat sengaja gelap. Hanya cahaya dari layar smartphone yg menerangi.
Aku menulis ini sambil merebahkan diri di kasur, dan sebenarnya siap untuk tidur. Tapi masih ku nikmati masa-masa dimana mata akan tertutup dan tidur.
Aku mulai menjelma menjadi manusia penjelajah waktu, menyusuri setiap kejadian yang telah lalu dan kejadian yang belum terjadi bahkan kejadian yang tak mungkin terjadi.
Bagaimana aku bisa sampai di waktu ini, kata-kata apa yang pernah aku dengar, kejadian apa yang pernah aku alami, dan apa yang sebenarnya aku inginkan.

Beberapa bulan lalu banyak anugerah yang harus ku syukuri. Nazar ku setelah lulus kuliah/wisuda cukup terpenuhi. Ada kesempatan untuk bertemu keluarga. Jakarta-Makassar.
Aku tak banyak bercerita. Aku memilih banyak mendengar. Mulai dari nasihat yang bagus tapi terasa pahit sampai yang terasa manis.
Aku sangat bersyukur bahwa sebenarnya jalan ku di tunjukan. Yang aku maksud ditunjukan disini adalah, aku diberi persoalan, ya... Persoalan kecil. Dari persoalan kecil setidaknya aku bisa tau bahwa aku sedang diberi petunjuk.

saat ini aku berharap, aku terus diberikan petunjuk itu. Aku masih merasa lemah, kadang tak tau arah. Aku masih serakah dengan waktu ku. Aku egois, aku skeptis, aku meremehkan, aku menolak, dan kadang aku sombong.
Aku mungkin harus menaruh diriku di titik terendah, agar aku tidak terlalu tinggi dan merasa hebat.
Aku harus mengerti bahwa aku hidup bukan hanya untuk aku sendiri, agar aku lebih mendengar kata-kata harapan mereka.
Aku harus menjawab apa dan untuk siapa aku ada disini.